Rabu, 17 Juni 2020

 ESAI NOVEL BULAN


Hallo teman-teman pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan esai buku "BULAN" karangan tere liye. kurang lebihnya mohon maaf, apabila ada kesalahan tolong beri tahu lewat kolom komentar yaaaa.... terima kasih.


Esai Novel “Bintang” karya Tere Liye

Tere Liye merupakan salah satu penulis novel fiksi yang sudah tidak diragukan lagi kemahirannya. Setiap karyanya selalu memiliki ciri khas dan meninggalkan kesan bagi para pembaca. Hal ini dapat dilihat dari terus berlanjutnya sekuel novel Bumi, Pergi, dan novel sekuel Tere Liye yang lainnya, hingga sampailah pada novel Bintang yang merupakan sekuel dari novel Bumi. Adapun dapat dilihat dari berbagai judul bukunya yang mendapat label “best seller” dan juga tingginya antusias pembaca untuk menghadiri seminar kepenulisan bersama Darwis Tere Liye.
Bintang adalah novel yang ditulis oleh Darwis Tere Liye dan diterbitkan pada bulan Juni 2017 pada cetakan pertama. Novel setebal 392 halaman ini menyungguhkan cerita yang menarik. Menceritakan kisah petualangan tiga sahabat dengan kekuatan yang berbeda-beda dengan latar dimensi lain.
Sinopsis dari novel ini menceritakan tentang tiga orang sahabat dengan rahasia yang besar. Potongan dari sinopsisnya yaitu “Kami bertiga teman baik. Remaja, murid kelas sebelas. Penampilan kami sama seperti murid SMA lainnya. Tapi kami menyimpan rahasia besar”.
Novel yang hampir menceritakan keseluruhan ceritanya di dimensi lain yaitu klan Bintang dengan alur maju yang awalnya cukup mengasyikan. Apalagi setelah permasalahan mulai dimunculkan. Ketika setiap karakter ditonjolkan satu persatu dan banyak kisah menarik dibalik tokoh yang ada.
Penulis membawakan alur cerita dengan sangat baik yang membuat pembaca menebak-nebak kelanjutan adegan selanjutnya. Penulis juga membawa pembaca untuk bisa mengimajinasikan bagaimana klan Bintang dengan penggambaran latar yang disajikan oleh penulis.
Pembaca akan disunguhkan dengan berbagai karakter yang sungguh menarik. Karakter-karakter ini memiliki kekuatan yang mewakili setiap klan mereka. Seli memiliki kekuatan dapat mengeluarkan petir yang berasal dari klan matahari, Raib memiliki kekuatan pukulan berdentum dari Klan Bulan, dan Ali dapat berubah menjadi beruang apabila sedang marah.
Bintang mengulas tentang perjalanan Raib, Ali, Seli serta sepuluh anggota pasukan bayangan dan pasukan matahari. Mereka berangkat dengan empat pesawat kapsul yang dikendarai guna keluar masuk dari lorong satu ke lorong lainnya. Perjalanan rombongan ini bertujuan untuk mencari dan mengamankan pasak bumi yang akan diruntuhkan oleh Dewan Kota Zaramaraz.
Pertualangan mereka dimulai. Memasuki lorong kuno, singgah di lembah hijau milik Faar, tetapi lembah itu kini telah kosong. Baru beberapa menit mereka di sana, pasukan Klan Bintang langsung menyerang mereka. Segera mereka meninggalkan tempat itu dan memasuki lorong kuno, tiba  di tempat lain, tempat dengan siklus pergantian musim yang sangat cepat.
Belum genap 12 jam perjalanan, pasukan yang berada di kapsul bersama panglima sad mengorbankan diri mereka demi menyelamatkan kapsul oval yang lain saat  badai tornado terjadi. Mereka masuk ke lorong Selanjutnya dan kembali berpetualang. Kapsul mereka hampir saja dihancurkan diruang padang sampah, yang untungnya diruang itu pula kapsul ‘’lly” yang ditumpangi Ali , Raib dan Seli dimodifikasi agar menjadi pesawat yang lebih tangguh. Namun, ternyata letak pasak bumi bukan dari yang mereka perkirakan, tempat yang tidak pernah terpikir sebelumnya. Disaat sudah menemukan pasaknya, mereka dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Dibawah pasak bumi terdapat “Penjara Bayangan” yang didalamnya terdapat musuh-musuh besar dari semua klan, dan menunggu untuk dibebaskan.
Akhir dari buku ini adalah mereka tetap menyelamatkan dunia pararel dan membebaskan Si Tanpa Mahkota dari penjara bayangan.
Bintang merupakan salah satu novel yang terbilang unik karena penulis mampu menyajikan cerita yang apik dengan latar yang tidak biasa dijumpai. Novel ini sesuai dibaca untuk berbagai kalangan, baik muda maupun dewasa, mengingat nilai moral yang sangat banyak ditemui dalam novel ini. Bukan Tere Liye namanya jika karyanya tidak membekas kepada paca pembaca juga menyirat nilai moral yang tinggi. Gaya kepenulisan yang sederhana namun estetis serta mudah dimengerti merupakan salah satu ciri khas penulis.
Novel ini dikemas dengan sangat apik oleh Tere Liye sehingga membuat kesan tersendiri bagi pembaca setianya. Yang lebih menarik adalah seting waktu dan tempat yang dapat benar- benar terbayang meski hanya dengan membacanya. Adapun pesan moral yang ingin disampaikan dikemas dengan cara baik.
 Kekurangan dari novel ini yaitu banyak istilah yang diganti, tidak sesuai dengan buku yang sebelumnya. Banyak kata yang diulang-ulang. Dan pemahaman istilah-istilah yang digunakan lumayan sulit.